Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

This is about the stalker...


Pernah mendengar lagu milik Adhitia Sofyan yang berjudul "The Stalker"? Sangat panjang kalau keseluruhan lirik dituangkan di sini. Oke, saya ambil sebagian lirik saja yang akan mengawali tulisan ini.

...everytime you runaway...I'll always gonna find you...you're always be found...
...every place you hide away...I'll always gonna guess it...'cause you're predictable...


Yap! Kasarnya, ini sebuah lagu tentang kuntit-menguntit kekasih atau orang yang dikagumi dan dipuja. Stalker sendiri memang artinya penguntit. Hebatnya, stalker ini jadi bahasan dalam ilmu psikologi. Rupanya stalker kelas kakap diidentikkan dengan psikopat. Biasanya setelah melakukan kegiatan menguntit tadi, pelaku akan melancarkan ancaman atau bahkan kekerasan. Nah, di zaman keterbukaan informasi seperti saat ini, kerja stalker menjadi makin mudah karena mereka bisa beraksi tanpa meninggalkan jejak. Misalnya saja menguntit lewat internet.

Menguntit lewat internet tentunya sering sekali dilakukan bahkan meski kita bukan psikopat (atau namanya psikopat ringan, mungkin?). Yang ringan-ringan ini biasanya dilakukan orang untuk mengorek informasi tentang orang yang disukainya. Hanya untuk sekedar tahu tanggal lahirnya dari akun Facebook, siapa musisi idolanya, dan sebagainya.

Dari Facebook, kita paling mudah mengenal karakter orang secara instan. Kita tidak perlu banyak bertanya pada orang bersangkutan dan cara ini pun hampir tanpa risiko. Terutama bila kita kurang percaya diri untuk kenal langsung secara lebih dekat dengan seseorang.

Dengan melihat namanya di akun Facebook, kita mencoba melihat apakah dia orang yang terbuka berbagi nama lengkapnya atau tidak. Namun lantas jangan berkesimpulan apabila bukan nama lengkap maka ia orang yang tertutup, bisa jadi kalau menggunakan nama lengkap, orang justru tidak mengenalnya karena biasa tenar dengan nama beken, misalnya Ari Power :D

Dengan mengetahui jumlah temannya, kita berkesimpulan apakah dia termasuk orang eksis, gaul, dan semacamnya. Cek lagi, mungkin dia hanya meng-add asal orang-orang yang tak dikenalnya seperti misal para selebritis, atau meng-confirm asal-asalan.

Dengan melihat statusnya, kita bisa menyimpulkan apakah dia hobi bersungut-sungut, ceria, pemarah, dan sebagainya. Dengan melihat musik dan film favoritnya, kita juga menduga-duga karakternya. Terakhir dan terpenting yaitu foto-foto. Foto-foto ini adalah yang paling banyak dicuri oleh orang-orang yang punya sifat stalker. Apalagi kalau itu adalah foto orang yang disukainya.

Kegiatan menguntit ini sebenarnya memang asyik. Orang bisa tenggelam dalam keasyikan tatkala apa yang ia cari selalu dapat ia temukan. Namun kalau kita mengaku masih punya empati, sebaiknya jangan coba-coba jadi stalker. Bagaimana rasanya kalau Anda sendiri dikuntit orang lewat Facebook? Tentu risih dan mendadak ilfil.

Mengenal pribadi orang secara langsung, dengan terbuka, dan baik-baik tetaplah cara terbaik untuk mulai menjalin hubungan dengan orang lain tanpa jadi pengecut :)
Amelia

*Tulisan terinspirasi dari ucapan seorang teman: "jangan jadi stalker, ngomong aja langsung"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar